Definisi bahagia itu sederhana sebenarnya.
Bagi
saya, ketika usai memanjakan diri dengan sebaskom air, kemudian duduk
manis mengerjakan tugas kuliah ditemani secangkir teh hangat, lalu
setelah semua selesai, saya kembali terpekur dengan jajaran kalimat di
dalam sebuah buku, dan voila!! Saya merasa menjadi seorang yang amat
bahagia.
Bahagia belum tentu dengan kita
memiliki uang berjuta-juta ataupun fasilitas lengkap dari orang tua.
Walaupun hati terasa miris ketika melirik dompet yang hanya berisikan
KTP dan surat-surat lainnya atau bahkan setumpuk kartu nama yang sama
sekali tak bisa diuangkan (kata seorang teman), tapi itu sama sekali tak
menjadi tolok ukur kalau kita berbahagia atau tidak. Sepertinya ini
sedang terjadi pada diri saya saat ini. Krisis keuangan atau apapun
namanya yang pasti adalah hal biasa untuk seorang perantau. Err, mungkin
malah kesannya basi dan tak up to date (apasih!), tapi eh tapi, hati
saya tetap merasa bahagia dan jauh dari galau. Mengapa? Karena rasanya
saya tak punya space untuk galau atau bersedih, sebab Yang Maha
Kuasa telah memberikan begitu banyak limpahan rasa bahagia untuk saya.
Keluarga yang selalu mencintai, someone yang setia memberi dukungan, sahabat-sahabat yang pengertian, dan sebagainya. So? Galau? No way!!!
Bahagia itu pilihan. Dia tetap
ada di sekeliling kita, tinggal bagaimana pribadi kita yang mau
mengambilnya menjadi sebuah pilihan atau tidak. Kalau kita
mengabaikannya, ya sudah, bahagia itu akan berlalu secepat angin dan
kemudian rasa sedih akan setia menjadi teman hidup kita.
Come on, jangan mengartikan kebahagiaan itu dari segi materi atau apa, sebab, definisi bahagia itu sederhana!
:)